BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia
sebagai negara megabiodiversity nomor dua di dunia, telah dikenal memiliki
kekayaan alam, flora dan fauna yang sangat tinggi. Namun Demikian sampai saat
ini kita harus menanggung beban berat sebagai negara terkaya keaneka ragaman
hayati di kawasan yang sangat sensitif, karena biota Indonesia tersebar di
lebih dari 17,000 pulau. Oleh karena itu
bukan saja jumlah populasi setiap individu tidak besar tetapi juga
distribusinya sangat terbatas. Ini harus disadari oleh pemerintah, sehingga
Indonesia harus merumuskan suatu kebijakan dan membuat pendekatan yang berbeda
di dalam pengembangan sistem pemanfaatan keaneka ragaman hayatinya, terutama
kebijakan dalam pengembangan pariwisata yang secara langsung memanfaatkan
sumber daya alam sebagai aset terkhususnya pada daerah lahan basah mangrove,
karena potensi wilayahnya belum banyak mengarah pada kegiatan yang berwawasan
lingkungan diterapkan di kawasan mangrove (Alikodra, 1998) Pengembangan sumber daya alam yang
non-ekstraktif, non-konsumtif dan berkelanjutan perlu diprioritaskan dan dalam
bidang Pariwisata pengembangan seperti ekowisata harus menjadi pilihan utama.
Ekowisata yang dimaksud dalam kriteria ini adalah ecological tourism, yaitu
suatu model pengembangan pariwisata yang bertanggung jawab di daerah yang masih
alami atau daerah-daerah yang dikelola secara kaidah alam untuk menikmati dan
menghargai alam (dan segala bentuk budaya yang menyertainya) yang mendukung
konservasi, melibatkan unsur pendidikan dan pemahaman, memiliki dampak yang
rendah dan keterlibatan aktif sosio ekonomi masyarakat setempat dikembangkan
oleh ( Black, 1999).
1.2 PERUMUSAN
MASALAH
Telah kita ketahui bersama bahwa Hutan mangrove
dipantai daerah Tanjung Jabung Barat
merupakan salah satu bentuk Ekosistem Hutan yang unik dan khas, terdapat
bermacam-macam tumbuhan bakau sampai tumbuhan nipah yang terbentang disepanjang
sungai, terdapat aktifitas air pasang
surut di wilayah pesisir, pantai, dan atau pulau-pulau kecil, dan merupakan
potensi sumber daya alam yang sangat potensial, Namun didalamnya memiliki
beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Besarnya
potensi alam yang ada dikawasan hutan mangrove namun belum adanya peranan
pemerintah didalam pengelolahan potensi tersebut dari aspek Ekowisata.
2. Adanya
aktifitas masyarakat yang memanfaatkan sember daya alam hutan mangrove yang
belum memperhatikan aspek kelestarian.
3. Kurangnya
kesadaran masyarakat untuk menjaga dan mengelolah hutan agar hutan tetap
lestari.
4. Masih
kurangnya program kegiatan Rehabilitasi
dan Konservasi Ekosistem Mangrove yang dilakukan oleh warga maupun pemerintah
daerah.
1.3 TUJUAN
PROGRAM
Program ini
bertujuan untuk:
1. Mengangkat
potensi hutan mangrove yang terdapat di sepanjang garis pantai daerah Tanjung
Jabung Barat dari aspek ekowisata hutan mangrove.
2. Memberikan pengetahuan tentang pentingnya
menjaga dan melestarikan tentang
hutan pada generasi muda di
daerah sekitar kawasan hutan mangrove di daerah Tanjung Jabung Barat agar
kedepannya merekalah yang menjaga hutan secara berkelanjutan dengan prinsip
ekologi.
3. Menumbuhkan
Kreativitas Generasi Muda, terutama yang berkaitan dengan bidang Lingkungan Kehutanan.
4. Meningkatkan
ekonomi masyarakat pesisir Ekologi Mangrove agar mereka dapat mengelolah
potensi yang ada disekitar mereka dan dapat langsung berperan langsung didalam
pengembangan Ekowisata Mangrove di daerah Tanjung Jabung Barat.
5. Membantu di
dalam menjaga kawasan Lindung Mangrove di Daerah Tanjung Jabung Barat agar
tetap lestari didalam menjaga fungsi dan
manfaatnya terhadap lingkungan pantai.
1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN
Harapan kami,
kiranya program kreativitas mahasiswa ini :
1. Dapat menjadi inspirasi kepada Pemerintah
Daerah Tanjung Jabung Barat di dalam pengembangan pariwisata dari aspek
ekowisata hutan mangrove.
2. Memberikan
contoh kepada daerah lainnya yang keadaan ekologinya sama dengan Daerah Tanjung
Jabung Barat yang memiliki pengembangan
potensi hutan mangrove yang baik.
3. Memberikan
pencerahan demi pembaharuan hidup bagi seluruh masyarakat, Khususnya generasi
muda yang tinggal di daerah sekitar ekologi hutan mangrove yang peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup
melalui upaya rekonsiliasi aksi nyata.
4. Terbentuknya
komunitas Pelindung Alam Mangrove ( PAM) yang berpartisipatif yang dalam
pengembangan kawasan Mangrove secara lestari.
1.5 KEGUNAAN
PROGRAM
1. Bagi
Sasaran. Program ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi generasi
penerus di daerah Tanjung Jabung
Barat tentang pemanfaatan kelestarian
hutan secara berkelanjutan. Selain itu juga dapat menumbuhkan kreativitas
generasi muda di bidang kehutanan
sehingga mereka tertarik untuk mengembangkan kelestarian hutan dan berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan
pada bidang ilmu kehutanan sekaligus memajukan kehutanan Indonesia dari aspek
pariwisata ekologi.
2. Bagi
Pemerintah. Program ini diharapkan Membantu program pemerintah di dalam
kegiatan lingkungan dan dapat menjadi
masukan untuk pemerintah dalam
pengembangan ekowisata hutan mangrove didalam kegiatan sosialisasi
kehutanan pada kalangan muda, sehingga para penerus bangsa Indonesia berkeinginan untuk melestarikan
hutan Indonesia sekaligus menjaga jati diri bangsa Indonesia sebagai negara
yang kaya akan sumber daya hutan. Selain itu, juga dapat membantu pemerintah
dalammenyiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas sekaligus memiliki jati
diri bangsa indonesia sebagai paru-paru dunia.
3. Bagi Masyarakat. Program ini diharapkan dapat membantu
masyarakat terutama yang bermata pencahariannya
di sekitar kawasan hutan mangrove
dan menumbuhkan sikap peduli lingkungan sehingga dapat berperan aktif membantu
program pemerintah, menjaga hutan secara
berkelanjutan dan mengembangkan produk hutan dengan konsep ramah terhadap
lingkungan sehingga hutan mangrove tetap
terjaga kelestariannya, program ini juga diharapkan masyarakat dapat lebih
mengerti dan mau terlibat langsung didalam pengolahan ekowisata hutan
mangrove.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN
PUSTAKA
1.Studi Potensi
Ekowisata pada Ekosistem Mangrove sebagai Alternatif Pengelolaan Pesisir secara
Berkelanjutan di Daerah Rembang. Belum banyak kegiatan yang berwawasan
lingkungan diterapkan di kawasan mangrove (Alikodra, 1998)
2. Ekowisata
yang dimaksud dalam kriteria ini adalah ecological tourism, yaitu suatu model
pengembangan pariwisata yang bertanggung jawab di daerah yang masih alami atau
daerah-daerah yang dikelola secara kaidah alam untuk menikmati dan menghargai
alam (dan segala bentuk budaya yang menyertainya) yang mendukung konservasi,
melibatkan unsur pendidikan dan pemahaman, memiliki dampak yang rendah dan
keterlibatan aktif sosio ekonomi masyarakat setempat dikembangkan oleh ( Black,
1999).
3. Kemudian
Didalamnya juga terdapat kekayaan budaya masyarakat yang kehidupannya banyak
tergantung terhadap hasil laut dan hasil alam yang berada disekitar hutan
mangrove yang menyokong peranan masyarakat
di dalam mencari nafkah khususnya perikanan pantai
(davies&claridge,1993).
2.2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN.
Program ini
ditujukan kepada generasi muda remaja putra dan putri di sekitar daerah
sepanjang pantai ekologi hutan mangrove daerah Tanjung Jabung Barat berusia
produktif, mereka adalah pengganti orang tuanya sebagai masyarakat penyangga
kawasan lindung mangrove di sekitar hutan yang penghasilannya bergantung
terhadap sumber daya hutan dapat mengolah potensi yang ada dengan baik. Sasaran
program ini juga ditujukan untuk masyarakat umum terkhususnya ibu-ibu nelayan
yang berada langsung di sekitar lokasi kegiatan ekowisata yang mana nantinya mereka sebagai masyarakat
penyangga hutan juga dapat mengetahui bagaimana cara mengolah hutan mangrove
dengan baik, Dengan pembinaan pemanfaatan buah mangrove sebagai olahan makanan
yang memberi
prospek didalam meningkatkan pendapatan
tambahan keluarga, selain dari hasil nelayan dan kebun yang diharapkan
dari suami-suami mereka.
BAB III
METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Di dalam
kegiatan ini kami selaku panitia pelaksana melakukan perjalanan ke lokasi dari
kota Jambi sampai dilokasi kegiatan di daerah Tanjung Jabung Barat dengan
menempuh perjalanan ±3 jam melewati
jalur darat dengan menggunakan kendaraan mobil.
Program ini akan dilaksanakan dengan cara mendatangi sekolahan dan kelompok warga pesisir mangrove yang telah diajak
untuk bekerjasama. Metode yang digunakan pada program ini berupa pemberian
materi tentang lingkungan hutan mangrove kepada siswa, lalu pertemuan berikutnya dilanjutkan dengan praktik
langsung kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan cinta terhadap lingkungan yang bersumber pada kreatifitas bersama
dengan kelompok warga yang akan dibina.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa sebagai panitia pelaksana dan
didampingi oleh petugas dari beberapa
instansi terkait seperti dinas BKSDA, Dinas Kepariwisataan Daerah dan Pengrajin
Sirup Pidada yang telah ahli di dalam pengolahan Potensi Buah Mangrove agar
proses pelaksanaan kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan
tujuan Program Ekowisata yang akan kami laksanakan.
1.
Persiapan Persiapan program dilakukan
selama lima minggu. Proses persiapan meliputi mempersiapkan tim panitia
kegiatan di lapangan untuk mengkoordinasikan lapangan yang akan dipakai untuk
tempat-tempat kunjungan ekowisata dan
menghubungi pihak berwenang seperti : Dinas Badan Konservasi Sumber Daya Alam
(BKSDA) Jambi, Dinas Kepariwisataan, Tokoh Pemuda Masyarakat setempat dan pihak
sekolah yang akan dikunjungi.
2. Pelaksanaan
Program Pelaksanaan program terdiri
dari lima kegiatan inti. Adapun rincian kegiatan sebagai berikut :
Kegiatan 1 :
Perkenalan, Overview Kehutanan, dan Nonton Film Tentang Hutan . Kegiatan ini
dilaksanakan di sekolah mereka bertujuan agar sasaran dan tim pelaksana program
saling mengenal sehingga terjalin ikatan antara tim dengan sasaran. Selain itu,
dalam kegiatan ini juga akan diberikan materi tentang hutan secara umum
diakhiri dengan nonton film dokumenter lingkungan mangrove dan potensi yang ada
di sekitarnya sehingga peserta dapat
memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang lingkungan.
Kegiatan 2:
Berjalan Menelusuri Pantai Hutan Mangrove. Pada kegiatan ini peserta dibagi
menjadi beberapa kelompok peserta dibawa ke lokasi hutan mangrove secara
langsung dengan menggunakan angkutan laut seperti perahu motor bersama-sama
panitia yang tujuannya untuk siswa tersebut dapat lebih mengerti kondisi
mangrove yang sebenarnya dan menjelaskan secara langsung apa manfaat dan fungsi
dari masing-masing jenis spesiesnya. Setiap kelompok akan membantu panitia
dalam melakukan aktifitasnya. Sebelum peserta melakukan kegiatan tersebut,
peserta akan mendapat materi tentang hutan mangrove. Tujuan dari kegiatan ini
supaya peserta dapat merasakan dan mengetahui kegiatan wisata ekologi secara langsung.
Kegiatan 3:
Memperkenalkan Produk Hasil Hutan Mangrove. Pada kegiatan ini peserta akan
diperkenalkan produk - produk olahan hasil hutan mulai dari buah mangrove
seperti olahan makanan sirup pidada dan nipah sebagai peluang bisnis makanan
khas daerah Tanjung Jabung Barat, Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengasah
kreativitas peserta dalam memanfaatkan hasil hutan secara berkelanjutan.
Kegiatan 4:
Demo Mebuat Hasil Olahan Buah Hutan Mangrove.
Pada kegiatan ini peserta akan diberikan bekal untuk mengetahui
bagaimana cara mengolah makanan buah mangrove (Pidada, Nipah Dan Produk
lainnya) materi dan pembinaan ini didampingi secara langsung oleh
pengrajin makanan khas pantai yang telah
berpengalaman. Tujuannya yaitu agar siswa dan kelompok masyarakat yang terlibat
juga dapat membuat olahan buah pantai mulai dari pembuatan hingga proses
pengemasan dan pemasarannya, sehingga dapat pembuat inspirasi bagi siswa dan
masyarakat yang terlibat dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Salah satu hasil yang ingin dicapai dari
program ini adalah terbentuknya komunitas di kalangan pelajar dan masyarakat yang peduli serta mau
mengembangkan potensi didaerah mereka. Peserta sebagai perwakilan pelajar dari
beberapa sekolah di sekitar lokasi wisata ekologi hutan mangrove akan menjadi
agent of change yang diharapkan dapat meneruskan program ini. Untuk menjaga
komunikasi yang intens antar komunitas ini akan dibentuk sebuah organisasi/
blog komunitas peduli ekologi mangrove.
Kegiatan 5
: Kegiatan Penanaman Bibit Bakau
(rhizophoraceae). Siswa-siswa dan
masyarakat yang ikut di dalam kegiatan ini diajak langsung didalam menanam
tumbuhan bakau yang mana tujuannya yaitu agar mereka dapat terlibat langsung
didalam penyelamatan hutan habitat hutan mangrove yang telah rusak. Gunanya
agar ekologi mangrove tetap lestari keberadaan dan fungsinya.
Kegiatan 6:
Melakukan kuisioner Pada awal dan akhir kegiatan kepada semua peserta yang
terlibat Kegiatan ini dimaksudkan untuk
membuka wawasan peserta tentang pentingnya terlibat dalam pengolahan potensi
hutan mangrove, sekaligus panitia dapat menilai seberapa besar partisipasi
peserta dalam menerima program materi yang telah dilaksanakan sehingga kami
dapat melihat kemajuan yang didapatkan oleh peserta/ masyarakat di sekitar
hutan mangrove untuk berpartisipasi dalam menjaga hutan mangrove secara
berkelanjutan dari Aspek Ekowisata. 3. Evaluasi Kegiatan Evaluasi akan dilaksanakan pada setiap awal
dan akhir kegiatan dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memantau sejauh mana
respon dari sasaran terhadap kegiatan yang dilakukan. Selain itu, evaluasi juga
digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan pada kegiatan selanjutnya. Evaluasi
akhir dilakukan pada akhir program dilaksanakan. Evaluasi ini akan mengukur
sejauh mana pemahaman peserta pada kegiatan sosialisasi ini serta ketertarikan
peserta untuk menggeluti dan mengelolah bidang ekowisata hutan mangrove.
4. Rencana
Pelaporan Pelaksanaan pelaporan hasil kegiatan direncanakan pada minggu kedua
bulan keempat setelah seluruh kegiatan
program selesai dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nugroho,
Dendy Wisnu, studi interaksi masyarakat dengan sumberdaya hutan mangrove di
daerah penyangga, propinsi jambi,Bogor, 2000
2. Dirjen
Pembangunan Daerah,Rancangan Pengelolahan Lahan Basah Terpadu Untuk Pembangunan
Berkelanjutan,1999
No comments:
Post a Comment