Monday, May 23, 2016

Menumbuhkan Kepedulian Generasi Muda Terhadap Pelestarian Hutan Mangrove Melalui Program Ekowisata Di Tanjung Jabung Barat Jambi



BAB I
PENDAHULUAN

1.1                LATAR  BELAKANG MASALAH
Indonesia sebagai negara megabiodiversity nomor dua di dunia, telah dikenal memiliki kekayaan alam, flora dan fauna yang sangat tinggi. Namun Demikian sampai saat ini kita harus menanggung beban berat sebagai negara terkaya keaneka ragaman hayati di kawasan yang sangat sensitif, karena biota Indonesia tersebar di lebih dari 17,000 pulau.  Oleh karena itu bukan saja jumlah populasi setiap individu tidak besar tetapi juga distribusinya sangat terbatas. Ini harus disadari oleh pemerintah, sehingga Indonesia harus merumuskan suatu kebijakan dan membuat pendekatan yang berbeda di dalam pengembangan sistem pemanfaatan keaneka ragaman hayatinya, terutama kebijakan dalam pengembangan pariwisata yang secara langsung memanfaatkan sumber daya alam sebagai aset terkhususnya pada daerah lahan basah mangrove, karena potensi wilayahnya belum banyak mengarah pada kegiatan yang berwawasan lingkungan diterapkan di kawasan mangrove (Alikodra, 1998)   Pengembangan sumber daya alam yang non-ekstraktif, non-konsumtif dan berkelanjutan perlu diprioritaskan dan dalam bidang Pariwisata pengembangan seperti ekowisata harus menjadi pilihan utama. Ekowisata yang dimaksud dalam kriteria ini adalah ecological tourism, yaitu suatu model pengembangan pariwisata yang bertanggung jawab di daerah yang masih alami atau daerah-daerah yang dikelola secara kaidah alam untuk menikmati dan menghargai alam (dan segala bentuk budaya yang menyertainya) yang mendukung konservasi, melibatkan unsur pendidikan dan pemahaman, memiliki dampak yang rendah dan keterlibatan aktif sosio ekonomi masyarakat setempat dikembangkan oleh ( Black, 1999).  
Potensi wisata yang ada di indonesia sangat banyak lebih khusus di Daerah Tanjung Jabung Barat yang daerahnya terletak di kawasan Pesisir Pantainya yang membentang disepanjang wilayahnya terdapat habitat Hutan Mangrove   yang memiliki kekayaan biodiversity yang lengkap. Hutan mangrove dipantai Daerah Tanjung Jabung Barat  merupakan salah satu bentuk ekosistem Hutan Lindung yang unik dan khas, terdapat aktifitas air  pasang surut di wilayah pesisir, pantai, dan atau pulau-pulau kecil, dan merupakan potensi sumber daya alam yang sangat potensial. Kemudian Didalamnya juga terdapat kekayaan budaya masyarakat yang kehidupannya banyak tergantung terhadap hasil laut dan hasil alam yang berada disekitar hutan mangrove yang menyokong peranan masyarakat  di dalam mencari nafkah khususnya perikanan pantai (Davies & Claridge,1993). Namun demikian besarnya potensi tersebut tidak akan berarti apabila tidak ada yang mempelopori atau mengawali tindakan dalam pengupayaan pengangkatan potensi tersebut dan untuk mewujudkannya juga harus didukung oleh segala aspek lapisan masyarakat yang mampu didalam pengolahan alam pantai mangrove secara efisien,dapat dilihat dari sumber daya manusia yang berkompeten didalam pengolahan hutan mangrove tidak terlepas peranan dari Generarasi Muda sebagai bagian dari masyarakat penyangga hutan lindung yang mampu menjaga segala potensi yang ada. Generasi muda itu juga harus mendapat pembinaan kesadaran dari segala aspek pengenalan didalam program pengembangan wawasan mengenai lingkungan, terkhususnya didaerah pantai hutan mangrove didaerah Tanjung Jabung Barat agar hutannya tetap terjaga dan lestari.  
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Telah  kita ketahui bersama bahwa Hutan mangrove dipantai daerah Tanjung Jabung Barat  merupakan salah satu bentuk Ekosistem Hutan yang unik dan khas, terdapat bermacam-macam tumbuhan bakau sampai tumbuhan nipah yang terbentang disepanjang sungai, terdapat aktifitas air  pasang surut di wilayah pesisir, pantai, dan atau pulau-pulau kecil, dan merupakan potensi sumber daya alam yang sangat potensial, Namun didalamnya memiliki beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Besarnya potensi alam yang ada dikawasan hutan mangrove namun belum adanya peranan pemerintah didalam pengelolahan potensi tersebut dari aspek Ekowisata.
2. Adanya aktifitas masyarakat yang memanfaatkan sember daya alam hutan mangrove yang belum memperhatikan aspek kelestarian.
3. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga dan mengelolah hutan agar hutan tetap lestari.
4. Masih kurangnya  program kegiatan Rehabilitasi dan Konservasi Ekosistem Mangrove yang dilakukan oleh warga maupun pemerintah daerah. 
1.3 TUJUAN PROGRAM
Program ini bertujuan untuk: 
1. Mengangkat potensi hutan mangrove yang terdapat di sepanjang garis pantai daerah Tanjung Jabung Barat dari aspek ekowisata hutan mangrove.
2.  Memberikan pengetahuan tentang pentingnya menjaga dan melestarikan tentang       hutan  pada generasi muda di daerah sekitar kawasan hutan mangrove di daerah Tanjung Jabung Barat agar kedepannya merekalah yang  menjaga   hutan secara berkelanjutan dengan prinsip ekologi.
3. Menumbuhkan Kreativitas Generasi Muda, terutama yang berkaitan dengan bidang Lingkungan Kehutanan.
4. Meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir Ekologi Mangrove agar mereka dapat mengelolah potensi yang ada disekitar mereka dan dapat langsung berperan langsung didalam pengembangan Ekowisata Mangrove di daerah Tanjung Jabung Barat.
5. Membantu di dalam menjaga kawasan Lindung Mangrove di Daerah Tanjung Jabung Barat agar tetap  lestari didalam menjaga fungsi dan manfaatnya terhadap lingkungan pantai. 
1.4  LUARAN YANG DIHARAPKAN
Harapan kami, kiranya program kreativitas mahasiswa ini :
1.  Dapat menjadi inspirasi kepada Pemerintah Daerah Tanjung Jabung Barat di dalam pengembangan pariwisata dari aspek ekowisata hutan mangrove.
2. Memberikan contoh kepada daerah lainnya yang keadaan ekologinya sama dengan Daerah Tanjung Jabung Barat yang   memiliki pengembangan potensi hutan mangrove yang baik.
3. Memberikan pencerahan demi pembaharuan hidup bagi seluruh masyarakat, Khususnya generasi muda yang tinggal di daerah sekitar ekologi hutan mangrove yang  peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup melalui upaya rekonsiliasi aksi nyata.
4. Terbentuknya komunitas Pelindung Alam Mangrove ( PAM) yang berpartisipatif yang dalam pengembangan kawasan Mangrove secara lestari. 
1.5 KEGUNAAN PROGRAM
1. Bagi Sasaran. Program ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi generasi penerus  di daerah Tanjung Jabung Barat  tentang pemanfaatan kelestarian hutan secara berkelanjutan. Selain itu juga dapat menumbuhkan kreativitas generasi muda  di bidang kehutanan sehingga mereka tertarik untuk mengembangkan kelestarian hutan  dan berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan pada bidang ilmu kehutanan sekaligus memajukan kehutanan Indonesia dari aspek pariwisata ekologi. 
2. Bagi Pemerintah. Program ini diharapkan Membantu program pemerintah di dalam kegiatan  lingkungan dan dapat menjadi masukan untuk pemerintah dalam  pengembangan ekowisata hutan mangrove didalam kegiatan sosialisasi kehutanan pada kalangan muda, sehingga para penerus bangsa  Indonesia berkeinginan untuk melestarikan hutan Indonesia sekaligus menjaga jati diri bangsa Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya hutan. Selain itu, juga dapat membantu pemerintah dalammenyiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas sekaligus memiliki jati diri bangsa indonesia sebagai paru-paru dunia. 
3. Bagi Masyarakat.  Program ini diharapkan dapat membantu masyarakat terutama yang bermata pencahariannya  di sekitar  kawasan hutan mangrove dan menumbuhkan sikap peduli lingkungan sehingga dapat berperan aktif membantu program pemerintah,  menjaga hutan secara berkelanjutan dan mengembangkan produk hutan dengan konsep ramah terhadap lingkungan sehingga hutan mangrove  tetap terjaga kelestariannya, program ini juga diharapkan masyarakat dapat lebih mengerti dan mau terlibat langsung didalam pengolahan ekowisata hutan mangrove. 


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1       TINJAUAN PUSTAKA
1.Studi Potensi Ekowisata pada Ekosistem Mangrove sebagai Alternatif Pengelolaan Pesisir secara Berkelanjutan di Daerah Rembang. Belum banyak kegiatan yang berwawasan lingkungan diterapkan di kawasan mangrove (Alikodra, 1998)
2. Ekowisata yang dimaksud dalam kriteria ini adalah ecological tourism, yaitu suatu model pengembangan pariwisata yang bertanggung jawab di daerah yang masih alami atau daerah-daerah yang dikelola secara kaidah alam untuk menikmati dan menghargai alam (dan segala bentuk budaya yang menyertainya) yang mendukung konservasi, melibatkan unsur pendidikan dan pemahaman, memiliki dampak yang rendah dan keterlibatan aktif sosio ekonomi masyarakat setempat dikembangkan oleh ( Black, 1999).
3. Kemudian Didalamnya juga terdapat kekayaan budaya masyarakat yang kehidupannya banyak tergantung terhadap hasil laut dan hasil alam yang berada disekitar hutan mangrove yang menyokong peranan masyarakat  di dalam mencari nafkah khususnya perikanan pantai (davies&claridge,1993). 
 2.2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN.
Program ini ditujukan kepada generasi muda remaja putra dan putri di sekitar daerah sepanjang pantai ekologi hutan mangrove daerah Tanjung Jabung Barat berusia produktif, mereka adalah pengganti orang tuanya sebagai masyarakat penyangga kawasan lindung mangrove di sekitar hutan yang penghasilannya bergantung terhadap sumber daya hutan dapat mengolah potensi yang ada dengan baik. Sasaran program ini juga ditujukan untuk masyarakat umum terkhususnya ibu-ibu nelayan yang berada langsung di sekitar lokasi kegiatan ekowisata  yang mana nantinya mereka sebagai masyarakat penyangga hutan juga dapat mengetahui bagaimana cara mengolah hutan mangrove dengan baik, Dengan pembinaan pemanfaatan buah mangrove sebagai olahan makanan
yang memberi prospek didalam meningkatkan pendapatan  tambahan keluarga, selain dari hasil nelayan dan kebun yang diharapkan dari suami-suami mereka. 






BAB III
METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Di dalam kegiatan ini kami selaku panitia pelaksana melakukan perjalanan ke lokasi dari kota Jambi sampai dilokasi kegiatan di daerah Tanjung Jabung Barat dengan menempuh perjalanan ±3 jam  melewati jalur darat dengan menggunakan kendaraan mobil.  Program ini akan dilaksanakan dengan cara mendatangi sekolahan dan  kelompok warga pesisir mangrove yang telah diajak untuk bekerjasama. Metode yang digunakan pada program ini berupa pemberian materi tentang lingkungan hutan mangrove kepada siswa, lalu pertemuan  berikutnya dilanjutkan dengan praktik langsung kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan cinta terhadap lingkungan  yang bersumber pada kreatifitas bersama dengan  kelompok warga yang akan dibina. Kegiatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa sebagai panitia pelaksana dan didampingi  oleh petugas dari beberapa instansi terkait seperti dinas BKSDA, Dinas Kepariwisataan Daerah dan Pengrajin Sirup Pidada yang telah ahli di dalam pengolahan Potensi Buah Mangrove agar proses pelaksanaan kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan Program Ekowisata yang akan kami laksanakan.  
1. Persiapan   Persiapan program dilakukan selama lima minggu. Proses persiapan meliputi mempersiapkan tim panitia kegiatan di lapangan untuk mengkoordinasikan lapangan yang akan dipakai untuk tempat-tempat kunjungan ekowisata  dan menghubungi pihak berwenang seperti : Dinas Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Dinas Kepariwisataan, Tokoh Pemuda Masyarakat setempat dan pihak sekolah yang akan dikunjungi.   
2. Pelaksanaan Program   Pelaksanaan program terdiri dari lima kegiatan inti. Adapun rincian kegiatan sebagai berikut : 
Kegiatan 1 : Perkenalan, Overview Kehutanan, dan Nonton Film Tentang Hutan . Kegiatan ini dilaksanakan di sekolah mereka bertujuan agar sasaran dan tim pelaksana program saling mengenal sehingga terjalin ikatan antara tim dengan sasaran. Selain itu, dalam kegiatan ini juga akan diberikan materi tentang hutan secara umum diakhiri dengan nonton film dokumenter lingkungan mangrove dan potensi yang ada di sekitarnya  sehingga peserta dapat memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang lingkungan.  
Kegiatan 2: Berjalan Menelusuri Pantai Hutan Mangrove. Pada kegiatan ini peserta dibagi menjadi beberapa kelompok peserta dibawa ke lokasi hutan mangrove secara langsung dengan menggunakan angkutan laut seperti perahu motor bersama-sama panitia yang tujuannya untuk siswa tersebut dapat lebih mengerti kondisi mangrove yang sebenarnya dan menjelaskan secara langsung apa manfaat dan fungsi dari masing-masing jenis spesiesnya. Setiap kelompok akan membantu panitia dalam melakukan aktifitasnya. Sebelum peserta melakukan kegiatan tersebut, peserta akan mendapat materi tentang hutan mangrove. Tujuan dari kegiatan ini supaya peserta dapat merasakan dan mengetahui kegiatan wisata ekologi  secara langsung. 
Kegiatan 3: Memperkenalkan Produk Hasil Hutan Mangrove. Pada kegiatan ini peserta akan diperkenalkan produk - produk olahan hasil hutan mulai dari buah mangrove seperti olahan makanan sirup pidada dan nipah sebagai peluang bisnis makanan khas daerah Tanjung Jabung Barat, Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengasah kreativitas peserta dalam memanfaatkan hasil hutan secara berkelanjutan. 
Kegiatan 4: Demo Mebuat Hasil Olahan Buah Hutan Mangrove.  Pada kegiatan ini peserta akan diberikan bekal untuk mengetahui bagaimana cara mengolah makanan buah mangrove (Pidada, Nipah Dan Produk lainnya) materi dan pembinaan ini didampingi secara langsung oleh pengrajin  makanan khas pantai yang telah berpengalaman. Tujuannya yaitu agar siswa dan kelompok masyarakat yang terlibat juga dapat membuat olahan buah pantai mulai dari pembuatan hingga proses pengemasan dan pemasarannya, sehingga dapat pembuat inspirasi bagi siswa dan masyarakat yang terlibat dalam meningkatkan ekonomi keluarga.   Salah satu hasil yang ingin dicapai dari program ini adalah terbentuknya komunitas di kalangan  pelajar dan masyarakat yang peduli serta mau mengembangkan potensi didaerah mereka. Peserta sebagai perwakilan pelajar dari beberapa sekolah di sekitar lokasi wisata ekologi hutan mangrove akan menjadi agent of change yang diharapkan dapat meneruskan program ini. Untuk menjaga komunikasi yang intens antar komunitas ini akan dibentuk sebuah organisasi/ blog komunitas peduli ekologi mangrove. 
Kegiatan 5 :  Kegiatan Penanaman Bibit Bakau (rhizophoraceae).   Siswa-siswa dan masyarakat yang ikut di dalam kegiatan ini diajak langsung didalam menanam tumbuhan bakau yang mana tujuannya yaitu agar mereka dapat terlibat langsung didalam penyelamatan hutan habitat hutan mangrove yang telah rusak. Gunanya agar ekologi mangrove tetap lestari keberadaan dan fungsinya.
Kegiatan 6: Melakukan kuisioner Pada awal dan akhir kegiatan kepada semua peserta yang terlibat  Kegiatan ini dimaksudkan untuk membuka wawasan peserta tentang pentingnya terlibat dalam pengolahan potensi hutan mangrove, sekaligus panitia dapat menilai seberapa besar partisipasi peserta dalam menerima program materi yang telah dilaksanakan sehingga kami dapat melihat kemajuan yang didapatkan oleh peserta/ masyarakat di sekitar hutan mangrove untuk berpartisipasi dalam menjaga hutan mangrove secara berkelanjutan dari Aspek Ekowisata.                  3. Evaluasi Kegiatan  Evaluasi akan dilaksanakan pada setiap awal dan akhir kegiatan dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memantau sejauh mana respon dari sasaran terhadap kegiatan yang dilakukan. Selain itu, evaluasi juga digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan pada kegiatan selanjutnya. Evaluasi akhir dilakukan pada akhir program dilaksanakan. Evaluasi ini akan mengukur sejauh mana pemahaman peserta pada kegiatan sosialisasi ini serta ketertarikan peserta untuk menggeluti dan mengelolah bidang ekowisata hutan mangrove. 
4. Rencana Pelaporan Pelaksanaan pelaporan hasil kegiatan direncanakan pada minggu kedua bulan  keempat setelah seluruh kegiatan program selesai dilaksanakan.  
DAFTAR PUSTAKA

1. Nugroho, Dendy Wisnu, studi interaksi masyarakat dengan sumberdaya hutan mangrove di daerah penyangga, propinsi jambi,Bogor, 2000
2. Dirjen Pembangunan Daerah,Rancangan Pengelolahan Lahan Basah Terpadu Untuk Pembangunan Berkelanjutan,1999


























No comments:

Post a Comment