USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA.
METODE PENGGABUNGAN PERKADAL (PERTANIAN VERTIKAL DAN BUDI DAYA IKAN LELE) PADA SEBUAH BAK.GUNA MENGATASI KETERBATASAN LAHAN PERTANIAN DI DAERAH PERKOTAAN.
BIDANG KEGIATAN:
PKM-P
` DIUSULKAN OLEH:
RAHMAD AZWIN D1D013021 (ANGKATAN 2013)
RAHAYU WARDANI J1A215032 (ANGKATAN 2015)
M WAHYU RAMADHAN D1D013029 (ANGKATAN 2013)
UNIVERSITAS NEGRI JAMBI
JAMBI
2015
RINGKASAN
Pertanian Indonesia sangat di dukung dengan iklim yang tropis.mendapat hujan yang seimbang. pemanfaatan lahan pertanian hampir mustahil di lakukan di daerah perkotaan apalagi budi daya ikan lele.sementara permintaan pasokan makanan baik itu sayur maupun daging meningkat setiap tahunnya..solusi yang di tawarkan akan sebuah efisiensi atas lahan pun belum ditemukan. Pertanian di Indonesia menunjukkan kemajuannya pada masa Orba yaitu ketika berkembangnya Revolusi Hijau. Revolusi Hijau dilakukan dengan cara intensifikasi pertanian, ekstensifikasi pertanian, dan diversifikasi pertanian. Indonesia kemudian pada tahun 1984 berhasil melakukan swasembada beras sebagai hasil positif dari dijalankannya Revolusi Hijau di Indonesia.Produksi pertanian sangat tergantung pada pengolahan sumberdaya alam berupa tanah, air dan iklim dengan faktor biologis tanaman serta factor produksi lain berupa sumberdaya manusia dan modal. Lahan termasuk kendala utama pengembangan pertanian saat ini, karena makin banyaknya pengalihan penggunaan lahan pertanian subur ke penggunaan selain pertanian seperti pembangunan gedung dan tempat hiburan. Persaingan lahan pertanian mengakibatkan pemilikan lahan makin sempit, khususya di Pulau Jawa.
Sumberdaya lain yang juga merupakan kendala adalah ketersediaan air. Pertanian merupakan pengguna air terbesar, hampir 80% dari seluruh jumlah air yang terpakai oleh semua kegiatan manusia. Oleh karena itu upaya menghemat penggunaan air menjadi keharusan mutlak.
Sumberdaya lahan yang semakin menyempit serta kemungkinan kejenuhan produktivitas tanaman merupakan salah satu kendala dalam memantapkan swasembada pangan. Untuk mengatasi perlu diciptakan suatu teknologi pertanian yang hemat lahan. Pendekatan yang dapat dilakukan antara lain dengan memanfaatkan secara intensif dengan dimensi pada suatu pertanaman, yaitu ruang dan waktu. Salah satu bentuk pemanfaatan ruang dan waktu adalah sistem pertanian vertikal.
Budidaya Sayuran Organik Sistem pertanian vertikultur ternyata sudah dikembangkan sejak tahun 1989 silam. Namun masih banyak orang awam yang belum tahu tentang apa dan bagaimana pertanian vertikultur itu. banyak orang berpendapat bahwa melakukan pertanian di perkotaan adalah suatu hal yang tidak di perhitungkan untuk menambah nilai ekonomi.padahal pertanian merupakan sebuah fondasi penting jika kita ingin berswasembada pangan oleh karena itu panelitian tentang metode penggabungan perkadal (pertanian vertikal dan budi daya ikan lele) sangat di butuhkan..efisiensi akan sebuah lahan akan terjamin dan swasembada pangan bukan hanya sebuah jargon.jika kita ingin melakukan sesuatu yang mendukung sektor pertanian.metode penggabungan perkadal (pertanian vertikal dan budi daya ikan lele) sangat dibutuhkan mengingat pertanian dan peternakan lele dapat kita lakukan diatas gedung dan tidak membutuhkan banyak tempat.
BAB 1
PENDAHULUAN
METODE PENGGABUNGAN PERKADAL (PERTANIAN VERTIKAL DAN BUDI DAYA IKAN LELE) PADA SEBUAH BAK.GUNA MENGATASI KETERBATASAN LAHAN PERTANIAN DI DAERAH PERKOTAAN.
Abstrak
Pertanian merupakan sebuah kegiatan yang biasanya indentik dengan daerah perdesaan.dengan tanah yang sempit sangat sulit pertanian dilakukan di daerah perkotaan.mengakibatkan pasokan bahan pangan sangat tergantung pada pertanian yang ada di desa.pertanian vertikal merupakan solusi untuk daerah yang sempit seperti daerah perkotaan dan di padukan dengan budidaya lele tentunya akan memberikan keuntungan berliapat.kebutuhan akan sayuran tentunya akan terpenuhi jika kita melakukan pertanian vertikal di rumah.kebutuhan akan ikan akan terpenuhi jika kita melakukan budi daya di rumah.sayur yang kaya akan vitamin dan ikan yang kaya akan nutrisi akan kita dapatkan secara berkecukupan jika kita melakukan Metode PERKADAL (pertanian vertikal dan budi daya ikan lele).
1.1 Latar belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki tipe iklim tropis sehingga mendapat hujan dan sinar matahari dengan intensitas yang seimbang. Daerah dengan iklim tropis sangat kaya akan sumber daya alamnya terutama tumbuh-tumbuhannya karena tumbuhan sangat mudah berkembang pada daerah dengan curah hujan yang banyak. Tumbuhan di Indonesia pun bermacam-macam. Itulah mengapa sebagian besar wilayah Indonesia digunakan sebagai lahan pertanian. Pertanian di Indonesia bukan hanya sekedar bercocok tanam melainkan sudah menjadi budaya yang sudah mengakar dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini menunjukkan betapa tergantungnya penduduk Indonesia pada pertanian. Maka dari itu diperlukan suatu upaya agar pertanian di Indonesia tidak semakin turun dan bahkan mati.
Pertanian di Indonesia menunjukkan kemajuannya pada masa Orba yaitu ketika berkembangnya Revolusi Hijau. Revolusi Hijau dilakukan dengan cara intensifikasi pertanian, ekstensifikasi pertanian, dan diversifikasi pertanian. Indonesia kemudian pada tahun 1984 berhasil melakukan swasembada beras sebagai hasil positif dari dijalankannya Revolusi Hijau di Indonesia. Akan tetapi dalam perkembangannya Indonesia hanya mampu melakukan swasembada beras selama beberapa tahun dan tahun berikutnya pertanian di Indonesia mengalami kemunduran dan bahkan banyak rakyat mati kelaparan pada tahun 1998 karena kelangkaan bahan makanan dan harganya yang tinggi sehingga masyarakat tidak mampu membelinya.
Kini pertanian Indonesia dihadapkan pada permasalahan baru. Lahan pertanian semakin sempit akibat alih fungsi lahan menjadi bangunan-bangunan tetap. Seperti yang kita ketahui petani di Indonesia merupakan petani dengan luas lahan pertanian yang sangat kecil yaitu sekitar 0.3 hingga 0.4 hektare. Inilah yang menyebabkan sebagian besar petani menjual lahan pertanian mereka untuk dijadikan modal usaha. Sebagian besar pembeli lahan pertanian tersebut akan mengubah lahan menjadi bangunan yang berakibat menurunnya luas lahan pertanian di Indonesia. Penurunan luas lahan pertanian ini menyebabkan permasalahan yang cukup besar terutama dalam hal penurunan hasil produksi pertanian per tahunnya.
Analisis di atas membuktikan diperlukan adanya suatu upaya untuk mengatasi masalah berkurangnya lahan pertanian di Indonesia agar jumlah hasil produksi pertanian tidak berkurang dan bisa mengalami peningkatan sehingga masyarakat Indonesia tidak mengalami kemiskinan dan kelaparan. Kami memilih Desa Cikarawang sebagai tempat implementasi sistem pertanian vertikultur karena desa tersebut memliki perumahan penduduk yang cukup padat sehingga halaman yang dimilki pun sangat sempit. Halaman yang awalnya tidak berfungsi optimal dapat dijadikan lahan pertanian berupa vertikultur yang dapat menghasilkan sayuran maupun tanaman hias sehingga dapat meningkatkan produksi sayuran dan tanaman hias di Indonesia.
Pertanian identik dengan lingkungan pedesaan dimana lahan luas berupa sawah-sawah membentang. Namun apakah di perkotaan yang minim lahan untuk bercocok tanam dapat juga dimanfaatkan untuk pertanian?Kemajuan di bidang pertanian seakan tidak dapat dihentikan oleh kendala apapun, termasuk minimnya lahan. Kota Tokyo misalnya. Salah satu kota terpadat di dunia ini tengah dilanda tren pertanian urban. Selain manfaatnya dalam menyediakan kebutuhan pangan bagi penduduk kota, ternyata pertanian model ini juga berdampak positif bagi lingkungan. Apa saja dampak positif pertanian urban?
1. Menyediakan sumber makanan
Pertanian urban adalah sumber makanan segar dan sehat, termasuk makanan organik dan rendah kimia, yang kini banyak diminati oleh masyarakat. Produk-produk ini bisa ditanam dan dikonsumsi di perkotaan hasil kerjasama antara petani dan penduduk kota. Selain itu, distribusi bahan pangan lebih mudah dengan jarak tempuh pengiriman yang singkat. Distribusi lebih cepat, juga tidak menimbulkan polusi yang timbul dari proses pengiriman.
2. Semua penduduk berkesempatan untuk menjadi petani
Pertanian urban memberikan kesempatan bagi penduduk kota untuk terlibat dalam aktivitas pertanian secara langsung melalui aktifitas berkebun maupun tidak langsung, melalui aktifitas jual beli antara konsumen dan petani di gerai-gerai produk pertanian lokal.
3. Menyediakan ruang terbuka
Bagi kota-kota yang sering dilanda bencana, ruang terbuka sangatlah penting. Lahan pertanian di kota dapat menyediakan ruang terbuka yang bermanfaat sebagai tempat mengungsi jika terjadi bencana seperti gempa, kebakaran dan bencana alam lainnya.
4. Sarana rekreasi
Lahan pertanian urban juga bisa menjadi tempat rekreasi dan ruang terbuka hijau yang bisa meningkatkan kualitas hidup dan spiritual keluarga.
5. Memberikan pendidikan lingkungan
Pertanian urban bisa menjadi sarana pendidikan untuk meningkatkan pemahaman atas isu-isu lingkungan, pertanian dan pangan.
6. Mewujudkan kota yang ramah lingkungan
Dengan adanya lahan-lahan pertanian dan perkebunan di dalam kota, maka dapat menyediakan daerah resapan air yang membantu mencegah banjir. Selain itu, polusi udara juga berkurang dengan adanya pepohonan sehingga udara menjadi sejuk. Serangga dan burung-burung juga dapat hidup berdampingan dengan kegiatan manusia.
Pertanian urban menggunakan lahan-lahan kosong di perkotaan seperti di gedung-gedung, pinggiran jalan raya, di antara jaringan rel kereta api, di pekarangan rumah penduduk, dan tempat-tempat lain.
Budidaya Sayuran Organik Sistem Pertanian Vertikultur
Produksi pertanian sangat tergantung pada pengolahan sumberdaya alam berupa tanah, air dan iklim dengan faktor biologis tanaman serta factor produksi lain berupa sumberdaya manusia dan modal. Lahan termasuk kendala utama pengembangan pertanian saat ini, karena makin banyaknya pengalihan penggunaan lahan pertanian subur ke penggunaan selain pertanian seperti pembangunan gedung dan tempat hiburan. Persaingan lahan pertanian mengakibatkan pemilikan lahan makin sempit, khususya di Pulau Jawa.
Sumberdaya lain yang juga merupakan kendala adalah ketersediaan air. Pertanian merupakan pengguna air terbesar, hampir 80% dari seluruh jumlah air yang terpakai oleh semua kegiatan manusia. Oleh karena itu upaya menghemat penggunaan air menjadi keharusan mutlak.
Sumberdaya lahan yang semakin menyempit serta kemungkinan kejenuhan produktivitas tanaman merupakan salah satu kendala dalam memantapkan swasembada pangan. Untuk mengatasi perlu diciptakan suatu teknologi pertanian yang hemat lahan. Pendekatan yang dapat dilakukan antara lain dengan memanfaatkan secara intensif dengan dimensi pada suatu pertanaman, yaitu ruang dan waktu. Salah satu bentuk pemanfaatan ruang dan waktu adalah sistem pertanian vertikal.
Budidaya Sayuran Organik Sistem pertanian vertikultur ternyata sudah dikembangkan sejak tahun 1989 silam. Namun masih banyak orang awam yang belum tahu tentang apa dan bagaimana pertanian vertikultur itu. Untuk itu mari kita lihat sama-sama tentang Budidaya Sayuran Organik Sistem Pertanian Vertikultur di bawah ini.
Budidaya Sayuran Sistem Vertikultur
Cara vertikultur ini dapat menghemat lahan mencapai 4-5 kali, lahan yang diusahakan dapat ditempatkan disekitar sumber air, hal ini akan menghemat kebutuhan tenaga khususnya penyiraman. selain itu vertikultur juga berdampak positif dalam ikut menanggulangi pemanasan global yang disebabkan efek rumah kaca karena panen radiasi surya juga meningkat 4-5 kali dibanding pertanian mendatar.
Penghematan air dapat ditingkatkan sampai 3kali karena pertanaman pada kolom vertikal evaporasinya hanya berasal dari tanah seluas kolom, kebutuhan air hanya untuk mengganti transpirasi.
Dari segi estetika, sistem ini dapat menambah keasrian lingkungan, kiranya tidak hanya di pekarangan yang sempit, namun pantas pula untuk menghias taman-taman kota yang secara umum belum ada yang menggunakan tanaman produktif. sekaligus untuk penghijauan dan paru-paru kota.
Keunggulan lain sistem vertikal yaitu melipatkan produksi, pemenuhan pangan berkualitas khususnya hortikultura, tenaga kerja, dapat enanggulangi kemunduran lingkungan baik fisik, hayati, maupun sosekbud.
Pertanian vertikal yang indah sekaligus menggunakan tempat yang sedikit sangat membantu untuk efisiensi dari kegunaan tempat.pertanian vertikal yang dipadu dengan budi daya lele mampu menambah pemasukan yang cukup besar dari segi ekonomi.pasokan ikan dan sayur di pasar akan meningkat jika kita ingin menggunakan metode penggabungan perkadal (pertanian vertikal dan budi daya ikan lele) pada sebuah bak.guna mengatasi keterbatasan lahan pertanian di daerah perkotaan.
Pemilihan benih juga mempengaruhi produktivitas dari pasokan sayur maupun lele.Sangat menarik bagi petani karena pasar terus. berkembang Pemerintah juga secara agresif memberikan dukungan melalui penelitian dan kampanye unggul benih lele.
Sehingga berbagai pusat muncul dari budidaya ikan lele di sejumlah daerah. Untuk mendapatkan manfaat maksimal, budidaya ikan lele tidak bisa dilakukan hanya kegiatan subsisten saja. Lele dapat hidup dalam kepadatan tebar tinggi dan rasio terhadap pertumbuhan yang baik. Dan ternyata lele juga mempunyai segudang manfaat ikan lele untuk kesehatan tubuh kita. Oleh karena itu, budidaya ikan lele akan mendapat manfaat lebih jika dilakukan secara intensif.
Memilih bisnis ternyata tidak menjadi modal sesuatu yang besar. Banyak peluang binis besar, Anda bisa mendapatkannya dari sesuatu yang tampak sepele contoh budidaya ikan lele. Ikan berkumis masih dipandang sebelah mata oleh pebisnis.
Bahkan, ketentuan yang dijanjikan cukup besar. Gerai supermarket besar tenda di kios-kios pinggir jalan membutuhkan pasokan lele dalam jumlah besar secara teratur.
Lele adalah salah satu macam ikan tawar yang sudah dibudidayakan secara menyeluruh dan komersial oleh masyarakat Indonesia, khususnya di pulau Jawa:
Memilih bisnis ternyata tidak menjadi modal sesuatu yang besar. Banyak peluang binis besar, Anda bisa mendapatkannya dari sesuatu yang tampak sepele contoh budidaya ikan lele. Ikan berkumis masih dipandang sebelah mata oleh pebisnis.
Bahkan, ketentuan yang dijanjikan cukup besar. Gerai supermarket besar tenda di kios-kios pinggir jalan membutuhkan pasokan lele dalam jumlah besar secara teratur.
Lele adalah salah satu macam ikan tawar yang sudah dibudidayakan secara menyeluruh dan komersial oleh masyarakat Indonesia, khususnya di pulau Jawa:
- Bisa dilakukan di bidang budidaya sumber daya air yang terbatas meskipun jumlah tebar benih tinggi,
- Mudah dikendalikan oleh masyarakat,
- Pemasaran ini mudah, dan Venture modal yang dibutuhkan relatif rendah (tergantung pada ukuran dari biaya pakan),
- Selain itu, lele memiliki kandungan gizi tertinggi dibandingkan dengan jenis ikan perairan darat lainnya.
Kelebihan Cara Budidaya Ikan Lele Menggunakan Kolam Terpal
Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan di pekarangan ataupun di halaman rumah. lahan yang digunakan berupa lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan yang telah dimanfaatkan, tetapi Lebih Produktif. keuntungan dari kolam terpal adalah terhindar dari hewan pemangsa ikan, hewan piaraan, ikan terlihat lebih cerah, dan ular sawah.
Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk pemanenan dan dapat mempermudah penyesuaian ketinggian air sesuai usia ikan. dapat dijadikan peluang usaha skala kecil dan besar, Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele terlihat tampak bersih, dan seragam. Lahan yang digunakan regular tidak berubah karena bukan kolam galian.
Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk pemanenan dan dapat mempermudah penyesuaian ketinggian air sesuai usia ikan. dapat dijadikan peluang usaha skala kecil dan besar, Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele terlihat tampak bersih, dan seragam. Lahan yang digunakan regular tidak berubah karena bukan kolam galian.
- Menghindari dimangsa hama seperti ikan dan ular bidang liar.
- Dilengkapi dengan volume air yang berguna untuk memfasilitasi perubahan air dan tanaman dan untuk memfasilitasi penyesuaian ketinggian air sesuai dengan usia ikan.
- Dapat digunakan sebagai peluang usaha kecil dan besar,
- Menghasilkan kualitas lele yang lebih tinggi, terlihat lele tampak bersih, dan seragam.
- Penggunaan lahan tidak berubah karena tidak penggalian kolam renang atau kolam semen.
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara menerapkan pertanian vertikal yang di padukan dengan budi daya ikan lele
2. Bagaimana pengaruh penerapan tumbuhan vertikal mampu menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari manfaat dari pertanian vertikal yang di padukan dengan ikan lele
2. mempelajari pengaruh penerapan pertanian vertikal dengan budi daya lele
1.4 Luaran yang diharapkan
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah keberhasilan penerapan Metode Penggabungan Perkadal (Pertanian Vertikal Dan Budi Daya Ikan Lele) Pada Sebuah Bak.Guna Mengatasi Keterbatasan Lahan Pertanian Di Daerah Perkotaan.Selain itu penelitian ini diharapkan mampu menjadi gambaran atau terobosan baru bagi para pembudidaya ikan khususnya ikan lele untuk dapat meningkatkan produksinya dengan penerapan metode yang baik dengan pemilihan bibit yang tepat.dan meningkatkan nilai ekonomis dengan juga melakukan pertanian vertikal di sekitar kolam lele.
1.5 Kegunaan
Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi baru mengenai penerapan metode yang tepat dalam melakuakan pertanian dan perkebunan tanpa lahan yang luas dan nilai ekonominya meningkat dengan biaya produksi yang relatif kecil.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Sistem Pertanian Vertikultur
Lahan yang sempit memang membuat kegiatan berkebun jadi kurang leluasa, namun dengan memanfaatkan ruang secara vertikal, berkebun menjadi lebih menyenangkan dengan kuantitas yang dapat ditingkatkan. Istilah vertikultur berasal dari 2 kata, yaitu vertical dan culture. Sistem pertanian vertical sementara dimaksudkan untuk memnafaatkan ruang kearah vertical, dengan mengatur media tumbuh dalam wadah/kolom supaya pertanaman dapat susun ke atas (Nitisapto, 1992a).
System pertanaman vertical kiranya sesuai untuk system pertanian kota (Nitisapto, 1989). System pertanian kota dengan ketersediaan lahan yang sempit, dapat ditempuh dengan usaha pengembangan teknologi pertanian yang hemat lahan, walaupun sebetulnya teknik ini dapat diterapkan di wilayah pedesaan (rural farming) maupun wilayah perkotaan (urban farming).
System pertanian vertical tidak hanya cocok untuk lahan sempit di perkotaan, dapat pula dikembangkan di lahan marginal dan atau lahan bermasalah, ibarat menanam pada pot yang tidak tergantung keadaan lahan setempat (Nitisapto dan Asmara, 1993), hanya media tumbuh perlu dicari media alternative atau menggunakan media tanah dari tempat lain tempat yang sesuai untuk pertanaman vertical.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai pada minggu pertama di bulan ke dua setelah dana hibah PKM cair. Pemeliharaan ikan dilakukan di rumah ketua untuk memudahkan perawatan dan pemberian pakan serta pupuk.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 alat dan bahan
No
|
Nama Alat Dan Bahan
|
1
|
Pipa Pvc (Pralon), Bamboo, Pipa Dari Tanah (Plempem)
|
2
|
Kolom Susun (Mendatar)Dapat Berupa Bamboo
|
3
|
Pralon
|
4
|
Papan Kayu
|
5
|
Karung Plastic/Plastic/Polybag/Seng Dengan Kerangka Bamboo/Kayu
|
6
|
Pot Gantung Dari Pot Plastic
|
7
|
Tempurung Kelapa
|
8
|
Kaleng Bekas
|
9
|
Gergaji
|
10
|
Solder
|
11
|
Api Spiritus
|
12
|
Kayu Pengungkit
|
13
|
Dan Kain Basah
|
14
|
Tanah:Pupuk Kandang:Pasir Dengan Pertandingan (1:1:1)
|
15
|
Sekop
|
16
|
Pestisida Organik
|
17
|
Kolam Terpal
|
18
|
Air
|
19
|
Bak / Ember
|
20
|
Benih 1000 Lele Dumbo/Sangkuriang Ukuran 1,5-2 Inci
|
21
|
Pupuk Organik Cair
|
22
|
Makanan Ikan
|
3.2.2 prosedur penelitian
Untuk praktiknya berikut adalah cara penerapan pertanian vertikal dengan menggunakan paralon:
1. Wadah Media
berbagai bahan dapat digunakan sebagai wadah media tumbuh tanaman, yang penting susunan wadah tetap memenuhi prinsip bahwa pertanaman dapat susun ke atas, namun tanaman bagian bawah masih memperoleh sinar yang cukup. Kolom vertikal dapat menggunakan pipa PVC (pralon), bamboo, pipa dari tanah (plempem). Kolom susun (mendatar)dapat berupa bamboo, pralon, papan kayu, karung plastic/plastic/polybag/seng dengan kerangka bamboo/kayu, pot gantung dari pot plastic, tempurung kelapa, kaleng bekas dsb.
Pembuatan kolom dari pralon PVC menggunakan alat-alat: gergaji, solder, api spiritus, kayu pengungkit dan kain basah. Pertama pralon dipotong menjadi 2 atau 3 bagian agar mudah dalam menyiram dan memeliharanya. Kemudin ditentukan jarak lubang disesuaikan dengan jenis tanaman. Untuk cabe, terung dan tomat ±30 cm. Sawi, slada, kol bunga dan lainnya yang berukura sejenis ± 20 cm. Setelah jarak lubang ditentukan dan diberi tanda, dilubangi memakai gergaji/solder, kemudian dipanaskan dengan api kecil yang tidak berjelaga seperti spiritus, setelah paralon lunak/lembek maka dapat dilubangi sesuai ukuran yang dikehendaki, secara umum garis tengah 3-5 cm sudah cukup untuk berbagai jenis tanaman. Supaya lubang tidak pulih segera didinginkan dengan kain basah.
2. Pembuatan mediaMedia yang digunakan dapat campuran dari tanah:pupuk kandang:pasir dengan pertandingan 1:1:1. Semua bahan media tanam dicampur merata dengan sekop, kemudian Media dimasukkan dalam pralon sampai penuh.
Di bagian tengah tonggak diisi paralon kecil seukuran 0,5 dim yang bersambung ke selang plastik seukuran selang infus. Air bercampur nutrisi atau pupuk kemudian dialirkan dalam tonggak melalui selang plastik yang biasa digunakan untuk akuarium.
3. Penanaman
Bibit atau benih ditanam dalam lubang
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi penyiraman, pemberian pupuk dan pengedalian hama dan penyakit. Penyiraman bisa dilakukan secara manual atau bisa juga dengan sistem drainase. Sedangkan untuk pemberian pupuk dengan pupuk organik cair seukupnya secara rutin. Untuk pengendalian hama dan penyakit bisa secara manual atau kalau melebihi ambang batas bisa disemprot dengan pestisida organik.
5. Pemanenan
Keragaman jenis sayuran menyebabkan teknik pemanenan juga beragam. ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan, antara lain penentuan saat panen, menunda panen, cara panen, dan alat panen.
Sayuran siap dipanen kalau sudah mencapai tingkat perkembangan tertentu, dengan sendirinya setiap jenis sayuran mempunyai saat panen sesuai dengan jenis dan kegunaannya. Beberapa cara pemanenan secara manual yang dilakukan pada tingkat petani dengan cara dipetik, dicabut dan dipotong.
Untuk prosedur yang kami lakukan untuk budi daya ikan lele adalah sebagai berikut :
Cara Awal Pengisian Air dan Bibit
1. Konstruksi kolam
Tahap utama dalam budidaya ikan lele adalah wadah budidaya baik kolam tanah maupun kolam terpal dan kali ini adalah cara budidaya ikan lele di kolam terpal. Bagian dalam kolam terpal dicuci dengan sabun untuk menghilangkan bau lem atau bahan kimia yang dapat membunuh benih ikan. Setelah itu, bagian dalam terpal dibilas bersih dan dikeringkan selama satu hari, kolam diisi dengan air hingga 20 cm.
Setelah kolam sudah terisi air diamkan selama kurang lebih satu minggu untuk proses pembentukan lumut dan untuk pertumbuhan fito plankton.
Setelah kolam sudah terisi air diamkan selama kurang lebih satu minggu untuk proses pembentukan lumut dan untuk pertumbuhan fito plankton.
Kemudian tambahkan air lagi hingga mencapai 80 cm setelah ikan berangsung dewasa. Air yang telah ditinggalkan selama seminggu penuh dan diberikan daun-daun seperti daun singkong, atau pepaya. Tujuannya agar air berwarna hijau. air hijau untuk mencegah bau yang disebabkan karena penguapan air kolam dan harus dilakukan 25% penambahan dan penggantian air.
2. Pemilihan Benih Unggul
Benih unggul dapat kita lihat dengan cara memperhatikan Ciri-ciri Sebagai Berikut :
Benih unggul dapat kita lihat dengan cara memperhatikan Ciri-ciri Sebagai Berikut :
- Benih Terlihat aktif Melakukan oksigenasi;
- Gesit, Agresif Dan cerah;
- Ukuran Terlihat Sama Rata;
- Warna Sedikit Lebih Terang;
3. Penebaran Benih
Siapkan benih 1000 lele dumbo/sangkuriang ukuran 1,5-2 inci". Untuk ukuran kolam 2m x 1m x 1m. jika budidaya yang di lakukan dalam kuota yang besar maka penebaran benih kita akumulasikan dengan perbandingan sesuai ketentuan diatas. Bibit yang baru dibeli jangan segera dimasukkan ke dalam wadah atau kolam untuk budidaya, tapi harus melalui tahap peredaman yang dapat menyesuaikan benih ikan dengan air di kolam habitat untuk ikan di budidaya
Langkah-langkah sebagai berikut :
- Siapkan Bak / Ember;
- Masukan air kolam yang akan di jadikan budidaya ikan kedalam ember/bak;
- Masukan Benih Lele yang akan Di tebar;
- Diamkan Selama Kurang lebih selama 30 Menit (tujuan agar benih ikan melakukan penyesuain dengan air kolam bakal budidaya) dan untuk menghilang stres ikan setelah di pindahkan dari habitat penangkaran dan akan masuk kehabitat baru.;
- Setelah 30 menit benih dapat di tebar ke dalam kolam baik kolam tanah maupun kolam terpal.
Penebaran benih baik lakukan pada pagi atau malam hari karena di waktu pagi atau malam hari kondisi air relatip stabil.
Setelah lele berumur lebih dari 20 hari, lele perlu disortir dengan menggunakan bak penyortir berukuran 9 -12 cm.
Setelah lele berumur lebih dari 20 hari, lele perlu disortir dengan menggunakan bak penyortir berukuran 9 -12 cm.
Alasannya dilakukan sortir karena, ikan lele yang lebih kecil akan sulit untuk mendapatkan makanan karena kalah cepat dengan yang lebih besar dan dapat memperlambat laju pertumbuhan ikan sebagian. Oleh karena itu, sejak awal kita harus menyiapkan dua kolam ukuran yang sama dengan tujuan untuk memisahkan ikan yang sudah di lakukan sortir.
Apabila tidak mempunyai lokasi yang cukup luas kita dapat menyiapkan kolam untuk ikan hasil sortir lebih kecil dari kolam budidaya. karena hanya ikan yang kecil saja yang di pindahkan ke kolam hasil sortir (kolam kecil untuk ikan yang kecil) dan kolam yang besar kita gunakan untuk ikan yang besar.
Apabila tidak mempunyai lokasi yang cukup luas kita dapat menyiapkan kolam untuk ikan hasil sortir lebih kecil dari kolam budidaya. karena hanya ikan yang kecil saja yang di pindahkan ke kolam hasil sortir (kolam kecil untuk ikan yang kecil) dan kolam yang besar kita gunakan untuk ikan yang besar.
4. Pengaturan Kualitas air
Air kolam akan berkurang karena proses penguapan maka perlu tambahkan air sampai tingkat air kembali ke posisi normal. Pada tingkat air 20 cm (bulan pertama), 40 cm (bulan kedua), dan 80 cm (bulan ketiga).
Warna air yang terbaik bagi ikan lele berwarna hijau menunjukkan bahwa kualitas air yang baik untuk ikan lele. Lele tidak suka air jernih.
Dan air akan berubah merah ketikan ikan sudah dewasa untuk siap panen.
Dan air akan berubah merah ketikan ikan sudah dewasa untuk siap panen.
5. Kedalaman air
Kolam jangan terlalu dangkal karena penguapan akan membuat ikan menjadi terlalu panas. Tentunya ini akan membuat ikan menjadi kelelahan dan mati. Solusinya adalah dengan menambahkan air telah surut kembali ke posisi yang telah ditentukan.
Selain itu perlu untuk menambahkan tanaman air seperti kangkung, daun talas / talas, dan eceng gondok. Fungsi sebagai tanaman peneduh, selain itu juga dapat menyerap racun yang terkandung dalam air kolam. tingkat air kolam 20 cm (bulan pertama), 40 cm (bulan kedua), dan 80 cm (bulan ketiga).
6. Tingkat Kejernihan Air
Pada dasarnya lele tidak suka air jernih. Hal ini dapat dilihat dari sifat dan bentuk tubuhnya. pakan alam lele di malam hari menyebabkan lele tidak perlu penglihatan yang baik. Hal ini juga didukung dari bentuk tubuh memiliki kumis di sekitar mulut. Fungsi ini berguna untuk meraba makanan.
Selain itu, sistem pernapasan ikan lele menggunakan labirin, yang berarti bernapas lele tidak bergantung pada oksigen terlarut dalam air. Dengan demikian, kondisi oksigen minimal lele dapat bertahan hidup air berlumpur tersebut.
Meskipun ikan lele tidak suka air jernih, kita tidak bisa memasukan sembarangan air ke dalam kolam.
Bisa jadi kita memasukan air yang mengandung bakteri dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit. sebagai penangkalnya yaitu dengan memberikan daun seperti yang disebutkan di atas sehingga air berwarna hijau.
7. Pakan
Pakan dilakukan tiga kali sehari yaitu pukul 07:00 pagi, 17:00 dan 22:00. Makanan tidak selalu harus 3 kali sehari, bisa jadi 4 kali, tergantung pada kebutuhan ikan akan makan.
Dalam proses pakan budidaya ikan diberikan dengan menggunakan jenis sentrat ikan 781-1 karena di dalamnya mengandung nutrisi yang di butuhkan ikan protein minimal 35%, lemak 10-16%, karbohidrat 15-25%, vitamin dan mineral. .
Pemberian pakan tidak boleh terlalu berlebihan karena akan menimbulkan berbagai macam jenis penyakit akibat pakan yang mengendap yang tidak termakan oleh ikan. akan menyebabkan amonia beracun.
8. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit tidak bisa dianggap remeh karena sangat mempengaruhi baik volume produksi. maupun tingkat keberhasilan dalam budidaya ikan. Hama biasanya binatang yang berang-berang, burung pemakan ikan, kucing, dll Adapun penyakit seperti virus dan bakteri.
Pencegahan adalah dengan menggunakan semacam penghalang sehingga tidak ada hewan liar yang masuk ke kolam dan makan benih lele. Untuk penyakit dapat diberikan obat-obatan yang banyak tersedia di toko perikanan, tergantung pada jenis penyakit yang menjangkit ikan lele.
9. Panen
Setelah Kurang lebih selama 90 hari, ikan akan dipanen. Pemanenan dilakukan dengan menyortir dengan memilih ikan yang layak untuk dikonsumsi (dijual) ukuran biasanya 4 sampai 7 ekor per kg atau sesuai dengan keinginan pembeli, maka ukuran yang lebih kecil dipelihara kembali.
3.3 Parameter Pengamatan
Parameter pengamatan tanaman sayur
- Tinggi Tanaman (cm)
Pengamatan terhadap tinggi tanaman mulai dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam, selanjutnya dilakukan dengan interval seminggu sekali sampai keluar kuncup bunga pertama atau berakhirnya fase vegetatif. Pengukuran ini dilakukan mulai dari ajir yang dipasang 2 cm dari permukaan tanah sampai pada titik tumbuh tanaman. Hasil dari pengamatan tinggi tanaman dianalisis secara statistik dan ditampilkan dalam bentuk tabel.
- Umur Panen Pertama (hari)
Pengamatan ini dilakukan dengan mengitung hari yang dibutuhkan tanaman dari mulai tanam sampai panen pertama. Hasil pengamatan akan dianalisis secara statistik dan ditampilkan dalam bentuk tabel.
- Panjang akar
Pengamatan ini juga akan menimbang dan mengukur jalar sebagai parameter kesehata tumbuhan sayur.
- Berat Buah Per Tanaman (g)
Pengamatan ini dilakukan dengan menimbang buah tomat yang telah masak mulai dari panen pertama sampai panen terakhir. Hasil pengamatan akan dianalisis secara statistik dan ditampilkan dalam bentuk tabel.
- Berat Buah Sisa Per Tanaman (buah)
Pengamatan ini dilakukan setelah panen ke-4 dengan menghitung semua buah sisa pertanaman. Hasil pengamatan akan dianalisis secara statistik dan ditampilkan dalam bentuk tabel.
Parameter pengamatan ikan lele
A. Panjang ikan lele
Penelitian ini menghitung panjang ikan lele.hasil pengamatan akan di analisis secara statistikdan ditampilkan dalam bentuk tabel.
- Umur Panen Pertama (hari)
Pengamatan ini dilakukan dengan mengitung hari yang dibutuhkan ikan lele dari mulai sebar sampai panen pertama. Hasil pengamatan akan dianalisis secara statistik dan ditampilkan dalam bentuk tabel.
- Berat ikan lele
Pengamatan ini akan menghitung berat ikan lele.sebagai indikator kesehatan ikan lele. Hasil pengamatan akan dianalisis secara statistik dan ditampilkan dalam bentuk tabel.
NO
|
JENIS TANAMAN
| ||||||||
TOMAT
|
SAWI
| ||||||||
Tinggi Tanaman (cm)
|
Umur Panen Pertama (hari)
|
Panjang akar
|
Berat Buah Per Tanaman (g)
|
Berat Buah Sisa Per Tanaman (buah)
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
Umur Panen Pertama (hari)
|
Panjang akar (cm)
| ||
1
|
I
| ||||||||
2
|
II
| ||||||||
3
|
III
| ||||||||
4
|
IV
| ||||||||
5
|
V
|
NO
|
Masa pertumbuhan
|
PARAMETER PENGAMATAN IKAN LELE
| |
Panjang ikan lele(cm)
|
Berat ikan lele (gr)
| ||
1
|
I
| ||
2
|
II
| ||
3
|
III
| ||
4
|
IV
|
3.4 Prosedur Pengambilan Data
Prosedur pengambilan data dengan melalui observasi kelompok. Observasi kelompok Ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.isu yang berkembang sekarang ialah isu mahalnya bahan Pangan mengakibatkan kami selaku mahasiswa ingin melakukan sesuatu terhadap bangsa dan negara kami.bahan pangan impor akan selalu menguasai pasar dapur Indonesia jika tidak melakukan sesuatu untuk meningkatkan produksi bahan pangan.kita tak jarang menemui kita menemukan bahan pangan baik dari Thailand maupun Vietnam.indonesia yang selama ini menginginkan sebagai swasembada pangan rasanya sulit jika tidak di lakukan tindakan nyata dari pemerintah untuk serius menyiapkan negara Indonesia sebagai produsen pangan terbesar dunia. meningkatnya harga barang pangan menyebabkan kerugian bagi masyarakat.sementara lahan yang ada sudah sangat sempit untuk di manfaat kan.dengan metode ini mampu memanfaatkan lahan yang sempit menjadi produsen bahan pangan minimal bisa di konsumsi sendiri dan juga bisa di jual jika di produksi skala besar.produksi sayur dan daging akan meningkat seiring dengan diterapkannya metode ini.
3.5 Analisis Data
Melalui analisis data deskriptif kami mencoba menggambarkan bagai mana metode ini mampu memberika keuntungan ekonomi bagi yang menggunakannya.dan meneliti seberapa besar pengaruh metode ini jika di terapkan di lingkungan perkotaan yang memiliki lahan yang tidak luas untuk di jadikan lahan pertanian.informasi mengenai tingkat kecocokan tanaman terhadap keadaan di daerah ini penting di karenakan tanaman sayuran hanya bisa cocok hidup di iklim yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.mulai dari penanaman hingga pemanenan.jika di lihat maka hasil peertumbuhan yang menggunakan metode ini memiliki pertumbuhan yang baik begitu juga dengan produksi lele.pertumbuhan lele akan sesuai ekspektasi pembudu dayanya jika di perlakukan sesuai dengan ketentuan perawatan dan pemberian pakannya.
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
No
|
Nama Alat Dan Bahan
|
Jumlah Satuan (Buah)
|
Jumlah Satuan(Meter)
|
Harga (Rupiah)
|
1
|
Pipa Dari Tanah (Plempem)
|
4
| ||
2
|
Kolom Susun(Mendatar)Dapat Berupa Bamboo
|
2
|
-
| |
3
|
Pralon
|
8
| ||
4
|
Papan Kayu
|
16
| ||
5
|
Karung Plastic/Plastic/Polybag/Seng Dengan Kerangka Bamboo/Kayu
|
-
| ||
6
|
Pot Gantung Dari Pot Plastic
|
20
|
-
| |
7
|
Tempurung Kelapa
|
20
|
-
|
-
|
8
|
Kaleng Bekas
|
20
|
-
|
-
|
9
|
Gergaji
|
1
|
-
|
300.000
|
10
|
Solder
|
20
|
-
|
620.000
|
11
|
Api Spiritus
|
2
| ||
12
|
Kayu Pengungkit
|
1
|
-
| |
13
|
Kain Basah
|
1
|
-
|
-
|
14
|
Tanah:Pupuk Kandang:Pasir Dengan Pertandingan (1:1:1)
|
4
| ||
15
|
Sekop Pupuk Organik Cair
|
1
| ||
16
|
Pestisida Organik
|
8
| ||
17
|
Kolam Terpal
|
2
| ||
18
|
Air
|
-
|
-
| |
19
|
Bak / Ember
|
2
| ||
20
|
Benih 1000 Lele Dumbo/Sangkuriang Ukuran 1,5-2 Inci
|
1000
|
550.000
| |
21
|
Makanan Ikan
|
8
|
-
|
2.000.000
|
4.2 Jadwal Kegiatan
No
|
Pelaksanakaan Kegiatan
|
Bulan Ke-
| |||||||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
| ||||||||||||||
1
|
Pengadaan alat dan bahan dan konsultasi
| ||||||||||||||||
2
|
Observasi tempat penelitian dan cek alat dan bahan
| ||||||||||||||||
3
|
Pelaksanaan Penelitian
| ||||||||||||||||
4
|
Analisis hasil
| ||||||||||||||||
5
|
Pembahasan
| ||||||||||||||||
6
|
Evaluasi penelitian
| ||||||||||||||||
7
|
Konsultasi
| ||||||||||||||||
8
|
Pelaporan
|
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Anggrek, 2009-2011.bps.go.id [terhubung berkala]22 September 2012
Anonim.2012.Pot vertikal. Artikel2,com[terhubungberkala]28 September 2012
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah.2012.Vertikultur.jateng.litbang.deptan.go.id[terhubung berkala]22 September 2012
Damastuti,Anya P.2012.Pertanian sistem vertikultur.Teknologi
Ismpi,Bpp.2012.Kondisi pertanian Indonesia saat ini berdasarkan pandangan mahasiswa pertanian Indonesia.penkomnas.com[terhubung berkala]29 September 2012
Lukman,Liferdi.2012.Budidaya tanaman sayur secara vertikutur.hortikultura.litbang.deptan.go.id[terhubungberkala]28 September 2012
Maya,Ria.2012.Budidaya tanaman sayuran secara vertikultur sederhana. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung.
Sastro,Yudi & Indarti Puji Lestari.2011.Vertikultur andalan pertanian di perkotaan.BPTP Sumatera Selatan Edisi Khusus Penas XIII.
Lampiran 1. biodata
Biodata KETUA DAN ANGGOTA
KETUA
A.INDENTITAS DIRI
1
|
Nama Lengkap
|
Rahmad Azwin
|
2
|
Jenis Kelamin
|
L
|
3
|
Program Studi
|
Kehutanan
|
4
|
Nim
|
D1D013021
|
5
|
Tempat/Tanggal Lahir
|
Pematang Siantar,4 Juni 1995
|
6
|
E-Mail
|
Rahmadazwin@Gmail.Com
|
7
|
Nomor Telepon/Hp
|
081272087309
|
B.RIWAYAT PENDIDIKAN
SD
|
SMP
|
SMA
| |
NAMA INSTITUSI
|
YAYASAN PENDIDIKAN PUTRI AYU
|
SMP N 2 SAROLANGUN
|
SMA N 1 SAROLANGUN
|
JURUSAN
|
-
|
-
|
IPA
|
TAHUN MASUK-LULUS
|
2001-2007
|
2007-2010
|
2010-2013
|
C.PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH(ORAL PRESENTATION)
NO
|
NAMA PERTEMUAN ILMIAH/SEMINAR
|
JUDUL ARTIKEL ILMIAH
|
WAKTU DAN TEMPAT
|
-
|
-
|
D.PENGHARGAAN 10 TAHUN TERAKHIR
NO
|
JENIS PENGHARGAAN
|
INSTITUSI PEMBERI PENGHARGAAN
|
TAHUN
|
-
|
-
|
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat di pertanggung jawabkan secara hukum.apabila di kemudian hari di jumpai ketiak sesuaian dengan kenyataan saya sanggup menerima sangsi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk pengajuan hibah program kreativitas mahasiswa-penelitian yang berjudul METODE PENGGABUNGAN PERKADAL (PERTANIAN VERTIKAL DAN BUDI DAYA IKAN LELE) PADA SEBUAH BAK.GUNA MENGATASI KETERBATASAN LAHAN DI DAERAH PERKOTAAN
Jambi 24 September 2015
(Rahmad Azwin)
Lampiran 1. biodata
Anggota 1
A.INDENTITAS DIRI
1
|
Nama Lengkap
|
Rahayu Wardani
|
2
|
Jenis Kelamin
|
P
|
3
|
Program Studi
|
Tip
|
4
|
Nim
|
D1d013021
|
5
|
Tempat/Tanggal Lahir
|
Tungkal Ulu,13 Januari 1997
|
6
|
E-Mail
|
@Gmail.Com
|
7
|
Nomor Telepon/Hp
|
081272087309
|
B.RIWAYAT PENDIDIKAN
SD
|
SMP
|
SMA
| |
NAMA INSTITUSI
|
YAYASAN PENDIDIKAN PUTRI AYU
|
SMP N 2 SAROLANGUN
|
SMA N 1 SAROLANGUN
|
JURUSAN
|
-
|
-
|
IPA
|
TAHUN MASUK-LULUS
|
2003-2009
|
2009-2012
|
2012-2015
|
C.PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH(ORAL PRESENTATION)
NO
|
NAMA PERTEMUAN ILMIAH/SEMINAR
|
JUDUL ARTIKEL ILMIAH
|
WAKTU DAN TEMPAT
|
-
|
-
|
D.PENGHARGAAN 10 TAHUN TERAKHIR
NO
|
JENIS PENGHARGAAN
|
INSTITUSI PEMBERI PENGHARGAAN
|
TAHUN
|
-
|
-
|
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat di pertanggung jawabkan secara hukum.apabila di kemudian hari di jumpai ketiak sesuaian dengan kenyataan saya sanggup menerima sangsi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk pengajuan hibah program kreativitas mahasiswa-penelitian yang berjudul METODE PENGGABUNGAN PERKADAL (PERTANIAN VERTIKAL DAN BUDI DAYA IKAN LELE) PADA SEBUAH BAK.GUNA MENGATASI KETERBATASAN LAHAN PERTANIAN DI DAERAH PERKOTAAN.
Jambi 24 September 2015
(Rahayu Wardani)
Lampiran 1. biodata
Biodata KETUA DAN ANGGOTA
A.INDENTITAS DIRI
1
|
Nama Lengkap
|
Riska
|
2
|
Jenis Kelamin
| |
3
|
Program Studi
|
THP
|
4
|
Nim
|
D1d013021
|
5
|
Tempat/Tanggal Lahir
|
Tungkal Ulu,13 Januari 1997
|
6
|
E-Mail
|
@Gmail.Com
|
7
|
Nomor Telepon/Hp
|
081272087309
|
B.RIWAYAT PENDIDIKAN
SD
|
SMP
|
SMA
| |
NAMA INSTITUSI
|
YAYASAN PENDIDIKAN PUTRI AYU
|
SMP N 2 SAROLANGUN
|
SMA N 1 SAROLANGUN
|
JURUSAN
|
-
|
-
|
IPA
|
TAHUN MASUK-LULUS
|
2001-2007
|
2007-2010
|
2010-2013
|
C.PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH(ORAL PRESENTATION)
NO
|
NAMA PERTEMUAN ILMIAH/SEMINAR
|
JUDUL ARTIKEL ILMIAH
|
WAKTU DAN TEMPAT
|
-
|
-
|
D.PENGHARGAAN 10 TAHUN TERAKHIR
NO
|
JENIS PENGHARGAAN
|
INSTITUSI PEMBERI PENGHARGAAN
|
TAHUN
|
-
|
-
|
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat di pertanggung jawabkan secara hukum.apabila di kemudian hari di jumpai ketiak sesuaian dengan kenyataan saya sanggup menerima sangsi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk pengajuan hibah program kreativitas mahasiswa-penelitian yang berjudul METODE PENGGABUNGAN PERKADAL (PERTANIAN VERTIKAL DAN BUDI DAYA IKAN LELE) PADA SEBUAH BAK.GUNA MENGATASI KETERBATASAN LAHAN PERTANIAN DI DAERAH PERKOTAAN.
Jambi 24 September 2015
(Rahmad Azwin)
Lampiran 2. Susunan Dan Organisasi Tim Dan Pembagian Tugas
- SUSUNAN DAN ORGANISASI TIM DAN PEMBAGIAN TUGAS
NO
|
NAMA/NIM
|
PROGRAM STUDI
|
BIDANG ILMU
|
ALOKASI WAKTU
(JAM/MINGGU)
|
URAIAN TUGAS
|
1
|
Rahmad azwin (D1D013021)
|
Kehutanan
|
kehutanan
|
28
|
|
2
|
Rahayu wardani
|
TIP
|
TIP
|
28
|
|
3
|
Rika
|
kehutanan
|
kehutanan
|
22
|
|
No comments:
Post a Comment